Selasa, 06 Agustus 2013

Teori Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia

Teori Kepemimpinan Pemerintahan
            Komarudin (1994:855) mengatakan bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan dan menunjukan gejala-gejala secara sistematis dengan menentukan hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramal gejala-gejala itu.
            Jonathan H. Turner mengatakan bahwa teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.
            Manning mengatakan bahwa teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain, dan teori itu akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.
            Jadi praktek kepemimpinan pemerintahan dibimbing oleh teori kepemimpina pemerintahan, sehingga teori ini memberi kepemimpinan pemerintahan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kompleksitas perilaku para pemimpin pemerintahan berinteralasi yaaitu dengan menerapkan bagaimana suatu peristiwa dan gejala tertentu terjadi.
A.     Teori Otokritas Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Teori otokritas dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori bagaimana seorang pimpinan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya bekerja tanpa menerima saran dari bawahan, pemerintah diberikan dalam satu arah saja artinya bawahan tidak diperkenankan membantah, mengkritik, bahkan bertanya.
Cara ini biasanya terjadi pada organisasi militer terutama dalam keadaan itu diperlukan dramatisir keadaan bagaimana berjasanya sang pimpinan setelah beberapa waktu berlalu marah dengan suara keras, kasar dan lantang.

B.     Teori Sifat Dalam Kepemimpina Pemerintahan
Teori sifat dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan tercipta dari seseorang berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki seseorang tersebut, berarti yang bersangkutan sudah sejak lahir memiliki ciri-ciri untuk menjadi pemimpin.
Menurut teori ini seseorang memiliki bawaan bakat turunan, antara lain cukup terampil untuk mengurus orang lain, memiliki kepekaan inisiatif, mempunyai rangsangan emosional untuk  membela teman, dewasa dalam pemikiran, pandai membujuk dalam rayuan yang menghanyutkan, gampang berkomunikasi, percaya untuk tampil di depan umum, kreatif dalam menemukan gagasan baru, mempunyai presepsi positif serta jalan keluar setiap masalah, dan selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan orang lain.
Pengkritik teori sifat dalam kepemimpinan pemerintahan ini berpendapat bahwa tidak ada hubungan antara sifat kepemimpinan dengan tingkat keberhasilan, bagi para pengkritik ini pemimpin bukan dilahirkan dengan sifat-sifat khususnya tetapi dapat dibentuk melaui kebiasaan, inilah yang dalam pepatah dikenal sebagai “alaaaah bisa karena biasa”.

C.     Teori Manusiawi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Teori manusiawi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang pemimpinannya benar-benar merasakan bawahannya (baik rakyat maupun staf) sebagai manusia yang dapat dimotivasi kebutuhannya sehingga menimbulkan kepuasan kerja, untuk itu teori ini berkaitan dengan teori motivasi. Ada tiga pakar yang populer dengan teori motivasi, yaitu Abraham Maslow, Douglas Mac Gregor, dan David Mac Clelland.

D.    Teori Perilaku Pribadi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Teori perilaku dalam pemerintahan adalah teori di mana pemimpin melakukan pendekatan pada bawahan melalui cara-cara non formal yang tidak resmi, dengan begitu perintah biasanya dilakukan secara lisan dan bukan tertulis. Jadi kalau teori otokratis dinilai cukup efektif hasilnya maka teori perilaku pribadi cukup efisien dalam tenaga dan biaya.
Tidak menutup kemungkinan pemimpin yang menggunakan teori ini memberikan perintahnya pada tempat yang tidak resmi misalnya lapangan olah raga seperti tenis, badminton, golf, bola kaki dan lain-lain atau pada berbagai pesta seperti sunatan, pernikahan, pertunangan, ulang tahun dan lain-lain. Hal ini melihat ruang tempat memberukan perintah yang tidak resmi.
Sedangkan memberikan perintah tidak resmi pada teori perilaku pribadi ini dilihat dari waktunya terkadang pada waktu berkendaraan seperti di atas mobil, motor, kereta api, pesawat udara, kapal laut dan lain-lain atau kerika dengan berkomunikasi secara santai seperti dalam telepon, faximille, pager, dan lain-lain yang tidak menggunakan kata-kata dan kop dinas.
Dalam teori ini pembicaraan dimulai dari menanyakan keluarga seperti anak, isteri, tetangga, ibu, bapak dan saudara lainnya sehingga dengan begitu tudak langsung pada sasaran, dengan demikian dapat diperhitungkan saat waktu yang tepat untuk mengeluarkan perintah atau suruhan menjadi tidak terasa.
Untuk itu teori ini memerlukan bakat tersendiri dari pemimpin yang melakukannya, dalam kepemimpinan pemerintah biasanya atasa mengadakan arisan, undangan makan malam, kumpul reuni, kesukuan, keagamaan.

E.     Teori Lingkungan Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Teori lingkungan dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang memperhitungkan ruang dan waktu, berbeda dengan teori sifat yang mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan (leader is born) maka dalam teori ini pemimpin dapat dibentuk.

F.     Teori Situasi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
            Teori situasi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori dimana pemimpin memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannyadalam kepemimpinannya. Yaitu dengan memperhatikan dukungan (supportif) dan pengarahan (directif).
S                D
S               D
S                D 
S               D

S= Supportif (dukungan)
D= Directif (Pengarahan)

G.                Teori Pertukaran Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
            Teori pertukaran dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori dimana pemimpin pemerintahan dalam mempengaruhi bawahannya memakai strategi take and give yaitu ketika atasan memberikan perintah maka selalu diutarakan bahwa bila berhasil akan dinaikan gaji, atau sebaliknya sebelum penerimaan suatu honor lalu pemimpin mengutarakan bahwa selayaknya bawahan bekerja lebih rajin, dengan demikian akan menjadi bawahan yang tahu diri.
H.                Teori Kontingensi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
            Teori kontingensi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang berpatokan pada tiga hal yaitu hubungan atasan dengan bawahan (leader membership relation), struktur/orientasi tugas (task structure) dan posisi/wibawa pemimpin (leader position power).
FIEDLER’S CONTINGENCY MODEL
No
Kondisi
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Hubungan atasan dan bawahan
Baik
Baik
Baik
Baik
Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
2
Struktur tugas/derajat
Berpola
Berpola
Tidak
berpola
Tidak
berpola
Berpola
Berpola
Tidak
berpola
Tidak
berpola
3
Wibawa seorang pemimpin
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar